Mengelola Konflik, Bukan Dikelola Konflik
Ditulis oleh: Razan Khalish
Bismillah, Assalammualaikum teman-teman! Artikel kali ini insya Allah
akan membahas hal yang paling sering kita jumpai. Bahkan terkadang hal ini bisa
menjadi sebuah syarat dari terbentuknya sebuah hubungan heheh. Nah kira-kira
apa itu ya?? Yap betul sekali bahasan kita pada artikel kali ini adalah
manajemen konflik.
Temen-temen semua pasti sering dong menjumpai perkara yang satu ini. Entah
itu dalam keluarga, organisasi, perniagaan, atau bahkan di kelas! Ya walaupun
kelasnya masih online sih hehehe.
Kalau boleh tahu gimana sih respon kalian ketika menjumpai sebuah konflik?
Biasa-biasa saja? Tegang? Atau bahkan mengeluh? Sebelum kita kemana-kemana, yuk
cermati terlebih dahulu definisi dari konflik itu sendiri.
Secara sederhana konflik dapat berarti sebuah pertentangan antara
beberapa pihak. Sering kita dapati perbedaan keinginan antara dua atau lebih
pihak yang akhirnya memercikkan sebuah konflik.
Pada kesempatan kali ini Insya Allah kita akan menelusuri lebih jauh
terkait konflik dan cara penyelesaiannya.
1.
Pandangan
konflik
Tentu kita akan mendapatkan perbedaan pada
setiap pihak ketika mereka mendapatkan sebuah konflik. Diantaranya adalah:
A. Pandangan tradisional. Yaitu cara pandang yang cenderung untuk selalu menghindari semua konflik. Pandangan mereka akan selalu mengatakan bahwa konflik adalah sebuah bagian dari pahitnya hidup yang mana semua jiwa yang mendapatinya akan merasa merugi.
B. Pandangan hubungan kemanusiaan. Yakni cara pandang yang mengakui keberadaan sebuah konflik. Dan mereka juga meyakini bahwa konflik adalah sebuah kewajaran. Atau bersifat alamiah.
Nah sampai disini apakah teman-teman semua mengira bahwa cara pandang poin B adalah yang paling tepat? Eits tunggu dulu ya.. karena masih ada satu poin lagi yang memiliki nilai proaktif yang sangat tinggi.
C. Pandangan
Interaksionis. Cara pandang ini dapat melihat sebuah konflik sebagai wadah
untuk mengembangkan potensi diri salah satunya adalah berlatih menyelesaikan
masalah.
Itu semua adalah berbagai macam cara pandang sebuah individu ketika
menghadapi masalah. Selanjutnya kita akan menguraikan faktor-faktor penyebab
terjadinya sebuah konflik.
2.
Faktor
penyebab konflik
Pada poin kedua ini. Kita akan menelusuri lebih
lanjut terkait sumber-sumber yang berpotensi untuk memunculkan sebuah konflik.
Bukan bermaksud untuk melepaskan diri kita dari berbagai aktivitas yang menjadi
faktor penyebab konflik ya teman-teman semua. Akan tetapi untuk mengasah diri
kita semua agar handal dalam aktivitas-aktivitas yang dimaksud ketika menjumpai
sebuah masalah.
A. Faktor
manusia. Setiap insan pasti memiliki kebutuhan mereka masing-masing. Dan jika
dua jenis kebutuhan yang berbeda saling bertautan dan juga bertentangan
pastilah akan menyebabkan sebuah konflik
B. Faktor
organisasi. Pada faktor ini kita akan merincikannya kembali.
a.
Persaingan
dalam menggunakan SDM
b.
Interdependensi
tugas
c.
Perbedaan
nilai dan persepsi
d.
Masalah
satus (disparitas dalam hierarki)
e.
Komunikasi
Itu semua adalah sebagian dari beberapa faktor yang menyebabkan sebuah
konflik. Khususnya dikalangan para remaja.
3.
Strategi
manajemen konflik
Pada poin ini kita semua akan belajar
bersama-sama dalam menentukan cara mana yang paling efektif untuk menyelesaikan
sebuah konflik. Pada dasarnya, hal yang paling berperan adalah kontribusi dari
pihak ketiga dalam proses penyelesaian masalah. Karena dengan adanya pihak yang
bersifat netral maka akan memudahkan kita untuk menemukan jalan keluar yang
adil. Diantara peran-perannya adalah:
A.
Peran-peran
pihak ketiga dalam membantu menuntaskan konflik
a.
Arbitrase
b.
Penegah
(moderator)
c.
Konsultasi
Sebelum kita beranjak untuk membahas hal
diatas, maka perlu bagi kita untuk mengetahui runtutan proses penyelesaian
masalah.
B.
Runtutan
proses penyelesaian masalah
a.
Pengenalan
masalah (gerbang pembuka dalam penuntasan sebuah masalah)
b.
Diagnosis
c.
Menyepakati
solusi (ajang diskusi)
d.
Pelaksanaan
e.
Evaluasi
Setelah kita mengetahui runtutan proses penyelesaian masalah maka insya Allah ini akan sangat memodali kita untuk menuntaskan sebuah masalah. Oleh karena itu kita akan mempelajari tipe pengelolaan konflik.
C. Tipe pengelolaan konflik
Teman-teman sudah belajar mengenai teknik komunikasi asertif kan tentunya pada unggahan artikel kami sebelumnya? Kalau belum bisa dilihat-lihat dulu ya hehe. Ini dia linknya Teknik Komunikasi AsertifIlustrasi diatas dapat menunjukkan bahwa kita
dapat memilih strategi atau sikap manakah yang akan digunakan ketika berpapasan
dengan sebuah konflik. Namun tidak semua pilihan dapat kita gunakan.
Diantaranya adalah avoidance dan competition yang sangat mencerminkan
sikap negatif pada diri kita. Selebihnya dapat kita gunakan sesuai keadaan yang
kita alami.
Jika kita ingin mengalah dalam suatu konflik
dalam rangka ingin menghormati pihak kedua, maka accomodation-lah yang paling tepat. Dan jika kita ingin mencari
jalan keluar yang sama-sama disepakati oleh kedua belah pihak, maka collaboration-lah yang paling tepat.
"Conflict is inevitable but combat is optional."
Komentar
Posting Komentar